Datang tak diundang, pergi harus diusir dengan paksa! Apa itu? Itulah Depresi. Menakutkan? Pasti, karena ini menyerang semua kalangan manusia, baik selebritis, orang kaya, dan juga orang miskin yang sering sok bahagia.
Apakah Depresi itu? Depresi adalah sama dengan perasaan sedih, murung, kesal, tidak bahagia, dan menderita. Orang pada umumnya menggunakan istilah depresi untuk memperjelas pada keadaan yang melibatkan kesedihan dan emosi negatif yang mengganggu.
Emosi negatif itu seperti rasa kesal, tidak punya harga diri, tidak bertenaga, kencederungan bunuh diri, dan bahkan sampai melakukan tindakan bunuh diri. Statistik dari WHO menyatakan bahwa depresi merenggut lebih dari 850.000 jiwa setiap tahunnya.
Ada dua macam depresi, yaitu depresi ringan dan berat (menetap). Depresi ringan datang dan pergi dengan sendirinya, ditandai dengan hati yang berat, sedih, dan murung.
Sedangkan depresi berat dicirikan oleh perasaan tidak berguna atau bersalah serta sering disertai gejala fisik seperti turun berat badan, sakit kepala, hingga tidak enak badan. Penderita depresi berat cenderung untuk menarik diri, tidak peduli pada lingkungan sekitar, serta melakukan aktivitas fisik yang terbatas.
Apa yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi? Sebenarnya ada banyak hal, namun yang umum terjadi atau contoh yang sering kita temui adalah :
Tekanan dalam kehidupan sehari-hari (tuntutan pekerjaan, sekolah, bahkan masalah rumah tangga yang tidak kunjung selesai).
Masalah dan konflik dalam pernikahan (perselingkuhan pasangan, anak yang tidak dapat diatur, konflik dengan mertua, ketidak cocokan dengan pasangan).
Masalah dan tekanan ekonomi atau keuangan (hutang yang menumpuk atau piutang yang belum terbayar).
Kemampuan dan kecakapan sosial yang buruk (harga diri rendah karena merasa kurang menarik, walaupun sudah berpenampilan baik dan sopan).
Cara berpikir yang buruk (sering merasa khawatir dan cemas yang berlebihan, merekayasa hal yang menakutkan dan konyol sekali untuk terjadi).
Hal diatas masih bisa bertambah lagi seiring dengan berkembangnya pola hidup dan pola sosialisasi. Kecenderungan orang yang mengalami depresi adalah mereka seringkali merespon apa yang ada dipikirannya bukan pada faktanya.
Misalnya pada saat kita bertemu teman lama, kemudian bercanda. Saat dirumah kita berpikir cara bercanda kita kelewatan, lalu timbul pikiran bahwa teman kita tersinggung (padahal tidak), lalu perasaan bersalah ini kita bawa dalam keseharian hidup kita.
Ketika perasaan negatif semacam ini terus menerus muncul, bertahan lebih dari dua minggu, maka akan mulai mengganggu kegiatan sehari-hari kita, seperti pekerjaan, diet, tidur, dan hubungan sosial kita.
Pada akhirnya kemungkinan besar kita akan mengalami depresi dan harus segera menemukan cara untuk mengatasinya. Karakteristik utama depresi adalah perasaan negatif dan kesedihan yang sangat mendalam dan terjadi dalam waktu yang lama.
Menurut Daniel K. Hall-Flavin MD, kontributor website Mayo Clinic, stres yang kronis akan berujung pada depresi jika emosi ini tidak ditangani dengan tepat. Terapi dan obat-obatan menjadi metode penyembuhan paling digemari, namun memodifikasi gaya hidup dan pola pikir juga sangat membantu seseorang mengatasi depresi.
Berikut ini adalah solusi praktis bagaimana mengatasi depresi agar tidak berujung pada depresi berkepanjangan.
1. Bercerita dan Minta Orang Lain Mendengarkan
Kalau uang bolehlah itu ditabung, tapi jika kita memiliki perasaan tertekan atau emosi negatif janganlah itu ditabung atau disimpan dihati kita. Share, berbagi kepada orang yang tepat atau kepada keluarga yang dapat dipercaya.
Cara ini sangat membantu kita untuk melepas beban emosi negatif yang terus mengganggu kita. Jika kita kesulitan untuk bercerita atau berbagi dengan sesama maka gunakan surat atau diary. Ini juga bermanfaat sama.
Saat kita mengungkapkan perasaan yang mengganggu kita, secara tidak sadar kita juga sedang mengurai energy negatif yang terjebak di dalam tubuh kita dan secara perlahan membuat diri kita menjadi lebih baik.
2. Belajar Menerima Diri Sendiri
Jika kita tidak mampu mengatasi depresi seorang diri atau jika usaha kita tidak berhasil, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah dengan menerima kekurangan tersebut.
Daripada mencoba mengubah hidup kita dengan paksa, kita harus menerima diri kita, dengan apa yang kita rasakan dan berkonsentrasi pada hal-hal yang kita mampu lakukan. Depresi akan lenyap namun kita tidak bisa memprediksi kapan depresi akan terjadi.