cara bernegoisasi gaji - INFO LOWONGAN KERJA

cara bernegoisasi gaji

Negosiasi Gaji Fresh Graduate

Saat akan wawancara kerja, kamu mungkin dibuat bingung dengan pertanyaan-pertanyaan ini:
“Harus minta gaji berapa?”
“Memangnya boleh fresh graduate nego gaji?”
“Kalau tidak pas, tolak atau tidak?”
Perkara negosiasi gaji memang selalu menantang dan intimidatif, khususnya untuk fresh graduates serta first jobbers yang baru memulai karier. Mungkin kamu merasa minder karena baru lulus atau kebingungan karena rata-rata tips negosiasi gaji selalu menekankan keahlian dan pengalaman untuk meminta lebih. Jadi, bagaimana cara bernegosiasi gaji jika kamu belum punya banyak pengalaman kerja?

Panduan Nego Gaji untuk Fresh Graduate dan First Jobber

Riset! Riset!

Sebelum wawancara, lakukan riset range atau rata-rata gaji fresh graduate sesuai dengan jenjang pendidikanmu dan posisi yang kamu ingin lamar. Kamu harus tahu berapa hargamu terlebih dahulu sebelum mengajukan penawaran. Riset range gaji lewat data resmi universitas, ikatan alumni, internet, atau coba gunakan fitur Search by Salary jobsDB. Lebih bagus lagi jika kamu juga tahu range gaji yang biasa diberikan perusahaan tersebut untuk fresh graduate atau untuk posisi yang kamu incar.

Hindari Menyebut Angka Lebih Dahulu

Meskipun kamu telah tahu range gaji sesuai posisimu, kamu tidak dapat menebak berapa perusahaan akan bersedia membayarmu untuk posisi yang kamu lamar. Jadi, jangan menyebut angka terlebih dahulu! Jika kamu menyebut angka yang lebih rendah dari perkiraan pewawancara, mereka tidak akan bilang apa-apa dan pasti akan menyetujuinya.
Di sinilah kemampuan negoisasi dan mengorek infomu dibutuhkan. Kamu harus membuat pewawancara memberitahumu range gaji untuk posisi tersebut, jadi kamu bisa fokus mendapatkan gaji tertinggi yang ditawarkan.
Di sinilah jiwa negosiator handalmu digunakan. Ketika ada dua negosiator dalam satu ruangan, masing-masing akan berusaha meruntuhkan pertahanan yang lain. Biasanya setiap kamu menghindar menyebutkan angka, pewawancara akan berusaha membuatmu bicara. Ini beberapa saran untuk berkelit dari pertanyaan mereka:
  • Berapa gaji terakhirmu? “Sebelum ini saya belum pernah bekerja (atau “Job desc pekerjaan baru ini berbeda dari pekerjaan lama saya” kalau kamu sudah pernah bekerja). Mungkin Bapak/Ibu bisa menyebutkan range gaji yang ditawarkan berdasarkan penilaian Bapak/Ibu setelah wawancara dan membaca CV saya?”
  • Berapa gaji yang kamu harapkan? “Saya tertarik melamar di perusahaan ini untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion saya. Oleh karena itu, saya yakin gaji yang diberikan perusahaan akan sesuai dengan range gaji untuk posisi ini.”
  • Saya harus tahu berapa gaji yang kamu minta, supaya bisa memberimu penawaran. Bisakah kamu memberikan rentang gaji? “Saya menghargai jika Bapak/Ibu memberikan penawaran berdasarkan gaji yang diberikan untuk posisi ini, jadi kita bisa mulai tawar-menawar dari sana.”
  • Mengapa kamu tidak mau menyebutkan gaji yang diinginkan? “Saya rasa Bapak/Ibu yang mengetahui berapa sebaiknya gaji untuk posisi ini dan hal itu adalah informasi yang penting untuk saya ketahui.”

Jangan Terburu-buru

Jangan langsung menerima tawaran pertama. Ketika ditawarkan gaji yang lebih rendah dari ekspektasimu, tetaplah berterima kasih dan mengungkapkan ketertarikanmu sebelum mulai mendiskusikan detailnya. Jangan sampai perusahaan melihatmu kecewa. Jangan terburu-buru menerima meskipun kamu didesak untuk segera menerima tawaran tersebut. Sah-sah saja jika kamu meminta waktu untuk mempertimbangkan dan mencari saran mengenai tawaran gaji itu. Asal, jangan terlalu lama memberikan jawaban kepada perusahaan!

Lakukan Perhitungan

Jika gaji yang ditawarkan tidak sebesar keinginanmu, kompensasi lain mungkin bisa menebus angka yang berada di bawah ekspektasimu. Kamu harus mengetahui poin-poin ini untuk melakukan kalkulasi yang baik: Apakah gaji yang diberikan sudah termasuk uang lembur? Berapa komisi yang akan kamu terima? Bagaimana soal fasilitas lain di luar gaji? Apakah kamu mendapat uang transport atau uang makan? Apakah perusahaan tersebut memiliki program pengembangan SDM yang baik?

Take It or Leave It?

Setelah kamu melakukan pertimbangan, lakukan langkah selanjutnya: terima atau tolak?
Kalau gaji yang ditawarkan di bawah ekspektasimu, namun kamu melihat ada kesempatan belajar dan memperoleh pengalaman yang besar di perusahaan tersebut, terimalah. Jika kamu kurang puas, sah-sah saja menawar gaji sebesar yang kamu inginkan. Tetapi, ingatlah untuk berpegang pada data riset range gaji dan jangan meminta terlalu tinggi, mengingat ini baru pekerjaan awalmu.
Jika kalian tidak mencapai kesepakatan, tetap tampilkan sikap positif saat wawancara dan kamu menghargai tawaran yang mereka berikan. Tutuplah negosiasi dengan sopan, karena siapa tahu akan ada kesempatan lagi di masa depan bersama perusahaan tersebut.
Ingat, jika ini adalah pekerjaan pertamamu, ada hal-hal yang lebih penting dari jumlah gaji yang kamu bawa pulang. Ini adalah kesempatanmu untuk belajar, untuk mengetahui lebih banyak tentang industri yang kamu pilih, dan untuk mengumpulkan pengalaman sebelum pindah mengejar karier berikutnya. Jadi, jangan berkecil hati jika kamu mendapatkan jumlah yang tidak terlalu besar. Masih ada kesempatan-kesempatan berikutnya. Bargain wisely!

Bekerja Bukan Hanya Sekedar Gaji


Sudah menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan atau organisasi untuk memberikan hak para pekerjanya (gaji & kompensasi) yang telah memberikan kontribusinya demi jalannya perusahaan tersebut. Banyak perusahaan besar yang memanjakan para pekerjanya dengan jumlah gaji dan kompensasi yang cukup besar agar kinerja para karyawannya terus meningkat. Namun, ada juga perusahaan yang kurang memperhatikan hal ini sehingga para pekerjanya kurang memberikan kontribusi yang berarti.
Dalam dunia kerja sekarang ini, banyak para pelaku industri yang berpandangan bahwa kinerja itu berkaitan erat dengan remunerasi (gaji & kompensasi), sehingga kebanyakan dari mereka menilai kemampuan para pekerjanya hanya sebatas uang. Pada akhirnya mengakibatkan para pekerja hanya memberikan kontribusinya sesuai dengan jumlah remunerasi yang didapatkannya.
Memang benar jika setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan harus mendapatkan timbal balik yang setimpal dengan apa yang sudah dikerjakannya, namun bukan berarti setiap apa yang Anda kerjakan harus dinilai dengan uang. Bagaimana mungkin seorang karyawan dapat memberikan kemampuannya secara maksimal jika pada praktiknya di lapangan kerja tidak didukung dengan fasilitas yang memadai?
Mungkin Anda sering melihat bahkan merasakannya langsung ketika Anda ingin menunjukan performa terbaik Anda tapi tidak mendapatkan fasilitas yang menunjang Anda untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna. Dengan begitu, Anda akan terlihat kurang produktif dan berarti semakin kecil kemungkinan Anda untuk mendapatkan kompensasi yang lebih besar lagi karena pihak manajemen perusahaan menilai Anda kurang menunjukan prestasi.
Jika mengacu pada Teori Hierarki Kebutuhan milik Abraham Maslow, maka kita akan memahami bahwa pada tingkatan tertinggi kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri semaksimal mungkin. Dalam bekerja, Anda cenderung selalu ingin menampilkan kualitas terbaik yang Anda miliki karena dengan begitu pihak manajemen perusahaan akan memberikan penilaian yang baik terhadap apa yang Anda kerjakan sehingga besar kemungkinan Anda untuk mendapatkan promosi untuk berpindah ke posisi yang jauh lebih baik lagi.
Untuk itu, perlu disadari oleh semua pihak yang berkecimpung dalam dunia kerja bahwa kinerja seseorang bukan hanya ditentukan oleh seberapa besar kompensasi yang ia dapatkan, tapi juga harus didukung oleh fasilitas yang dapat menunjang setiap pekerjaannya.





Rekomendasi Untuk Anda × +
Loading...