Ikan cupang punya peluang bisnis yang besar saat ini. Seorang breeder atau peternak saja bisa menghasilkan omzet hingga Rp 300 juta per bulan.
Bisnis ini pun terbuka untuk semua orang. Lalu berapa modal yang dibutuhkan bisnis ini?
Salah seorang pegiat yang juga breeder, Septian Dwi Suryana mengatakan, untuk menjadi peternak, seseorang mesti menentukan dulu sasaran bisnisnya. Sebab, cupang sendiri ada kelas bawah, menengah dan atas.
Untuk kelas bawah, dia bilang, bisa dimulai dengan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Modal itu digunakan untuk membeli indukan, bak pembesaran hingga pakan.
"Kalau misalkan indukan taruh lah yang biasa paling low indukan Rp 300 ribu, beli bak pembesaran Rp 100 ribu, beli pakan Rp 100 ribu ya sekitar itu,"
Meski begitu, dia menuturkan, modal ini berpengaruh pada apa yang akan dihasilkan. Sebab, modal ini terkait dengan pembelian indukan.
Menurutnya, indukan yang baik harganya bisa antara Rp 5 juta hingga Rp 15 juta sepasang. Dia bilang, indukan yang baik biasanya menghasilkan anakan yang baik pula.
"Kalau super quality indukannya aja mungkin star-nya Rp 5 juta sampai Rp 15 jutaan sepasang. Tapi keuntungannya lebih besar kalau paham. Ketika dikawinin misalnya juara trahnya turun, anakannya nggak akan jauh dari indukannya," paparnya.
"Katakan anaknya 500 ekor. Kita jual per ekornya Rp 500 ribu saja sudah berapa, walaupun nggak semua harga Rp 500 ribu," ujarnya.
Tian menuturkan, pada dasarnya setiap orang bisa mengembangkan cupang. Sebab, untuk mengawinkan ikan cukup menemukan pejantan dan betina. Setelah muncul gelembung atau telur-telurnya, betina diangkat.
Namun, dia bilang, yang mesti diperhatikan ialah akan dibuat seperti apa ikan cupang yang dikembangkan, serta air yang menjadi kunci pengembangan ikan itu sendiri. Air menjadi kunci karena jika tidak sesuai maka ikan bisa sakit-sakitan dan warna yang diinginkan bisa tidak keluar.
Selain menjadi brerder, terdapat peluang bisnis juga di lelang ikan cupang, baik dari sisi penyelenggara maupun peserta lelang. Bagi penyelenggara, keuntungan bisa di dapat dari jumlah peserta lelang yang masuk.
Penyelenggara bisa memunggut fee dari keikutsertaan peserta lelang. Seperti halnya penyelenggara lelang Erik Ermawan. Ia menyediakan 3 akun lelang dan menentukan biaya yang variatif.
Erik mengaku, dari penyelenggaraan lelang ini bisa mendapat omzet sampai Rp 30 juta per bulan.
"Kalau omzet bulan kemarin dari jasa lelang, kan ada jasa lelang dan ikan sendiri itu kemarin kurang lebih Rp 25-30 juta," katanya.
Peserta juga bisa mendapat keuntungan dari menjual ikan lewat lelang. Namun, itu tergantung harga yang diraih dari hasil lelang.
Untuk mengikuti lelang di tempatnya, Erik mengatakan, calon peserta mesti menyiapkan video dengan durasi 30 detik. Ikan yang ditawarkan ialah ikan yang sehat, tidak cacat dan agresif. Selain itu, ia meminta foto KTP dan selfie bersama KTP.
"Karena buat menghindari takutnya penipuan, karena untuk zaman ini takutnya kalau seller, takutnya jelek saya," ujarnya